Judul
tulisan ini, ‘Sulitkah belajar fisika?’, merupakan sebuah pertanyaan klasik,
tetapi selalu terdengar di setiap waktu ketika membicarakan pelajaran sekolah.
Pertanyaan ini juga muncul dari banyak orang dari berbagai latar belakang: para
pelajar, para orang tua, para guru, bahkan sebagian guru mata pelajaran MIPA
dan teknologi. Apa jawabannya? Jawabannya, bisa tidak bisa juga sulit atau
sulit-tidak sulit.
Cara mengajar
Jawaban
yang mengatakan bahwa belajar fisika itu tidak sulit berasal dari Prof. Yohanes
Surya, seorang yang berhasil mengantarkan tim olimpiade fisika siswa Indonesia
berulang kali memperoleh medali emas di tingkat dunia. Ia menyatakan bahwa
belajar fisika itu “Gampang, ASyIk dan menyenaNGkan” (disingkat GASING) (http://groups.google.com/group/fisikagasing).
Bagaimana caranya?
Menurut
hasil penelitiannya, untuk membuat fisika itu gampang, asyik dan menyenangkan
ada beberapa hal perlu diperhatikan oleh para guru fisika.
Pertama, para
guru fisika disarankan agar menghindari matematika yang sulit, atau dicarikan
alternatif solusi yang menggunakan matematika lebih sederhana.
Contoh 1:
Sebuah benda diletakan pada jarak 30 dari sebuah lensa positif dengan
fokus 10 cm. Jika tinggi benda 2 cm, hitung
tinggi bayangan.
Jawab:
Konsep fisika dalam
penyelesaian soal ini adalah pembiasan cahaya. Gambar diatas diperoleh dengan
menggunakan konsep pembiasan cahaya. Untuk mendapatkan tinggi bayangan
kita tidak perlu menggunakan rumus baku 1/f = 1/s + 1/s’ tetapi cukup
menggunakan geometri (karena ini adalah optika geometri ) yaitu melihat dua
segitiga yang diarsir diatas. Dari gambar terlihat bahwa a:2 =10:20 atau a = 1
cm.
Kedua, para guru fisika disarankan
agar memanfaatkan pengertian konsep fisika yang benar dan lebih
menekankan pada logika dibandingkan dengan menggunakan rumus-rumus turunan.
Contoh 2:
Dua sepeda bergerak saling berhadapan masing-masing dengan laju 5
m/detik. Jarak kedua sepeda mula-mula 50 meter. Setelah berapa detik kedua
sepeda akan saling berpapasan?
Ketiga, para guru fisika disarankan lebih sering menggunakan
angka-angka yang mudah dan bulat ketika sedang mengajarkan konsep melalui
berbagai contoh soal. Sebaiknya agar juga dihindari
angkadesimal atau pecahan agar konsentrasi siswa tidak
disimpangkan dari solusi fisika ke solusi matematika.
Contoh: dalam
mempelajari konsep gravitasi, gunakan percepatan gravitasi 10 m/det2
bukan 9,8 m/det2. Setelah mereka faham konsepnya dan tahu cara
menyelesaikan soal, baru kita gunakan angka yang sebenarnya.
Bagi pembaca yang berminat dapat menghubungi kelompok Prof. Yohanes Surya
pada alamat berikut Komunitas Fisika Gasing di http://groups.google.com/group/fisikagasing
Email: fisikagasing@googlegroups.com
Jawaban
yang mengatakan bahwa belajar fisika itu sulit lebih banyak yang berasal dari sejumlah
penelitian di manca negara serta para siswa dan mahasiswa. Namun, sebelum ke
manca negara, ada baiknya disampaikan bahwa hasil temuan PISA-Program International Students Aseesment,
hasil belajar IPA siswa (sekitar 5000 orang siswa Indonesia pada usia 15 tahun
3 bulan-16 tahun 2 bulan) Indonesia berada pada ranking ke-64 dari 65 negara
yang berpartisipasi dalam survei di tahun 2012 (hasil survei tahun 2015 belum
dikeluarkan).
Cara belajar
Stella Y. Erinosho dari Universitas Olabisi
Onabanjo, Nigeria, (2013) meneliti persepsi 830 mahasiswa jurusan IPA dalam
mempelajarai fisika serta 52 orang guru IPA SMA. Ia menemukan tiga alasan utama
yang menyebabkan kesulitan dalam mempelajarai fisika, yaitu: materi fisika yang
sulit, guru dan proses pembelajaran fisika serta kurikulum mata pelajran
fisika. Para mahasiswa sering menemukan materi fisika yang disajikan sangat
abstrak dengan sangat sedikit contoh kongkrit. Selain itu, soal-sola fisika
selalu diselesaikan secara matematis.
Michael Sobel, Profesor Fisika dari Universitas Brooklyn, New York,
September 2009, bercerita tentang
pertemuannya dengan seorang komedian di sebuah Club Lawak di New York. Komedian
itu bertanya apakah dirinya seorang profesor. Ia menjawab, ‘Ya, saya profesor,
Fisika’. Komedian terbelalak dan selanjutnya berkata, ‘Pada suatu hari saya di
sebuah toko buku, saya melihat sebuah buah dengan judul Physics for Dummies. Saya buka buku itu dan saya baca, ‘You’d
better cheat.’ Profesor Sobel menutup cerita itu dengan sebuah pertanyaan: ‘Ini
gambaran masyarakat umum tentang Fisika. Apakah para fisikawan juga menangkap
nuansa yang sama?’.
Dalam diskusi selanjutnya, Profesor Sobel menyatakan mengapa fisika itu
sulit dipelajari karena cakupan materi fisika sangat banyak yang mencakup
perkembangan dari abad ke-17 hingga abad ke-21. Sayangnya, sangat
jarang ada buku teks yang menyajikan jalinan secara runtut tentang perkembangan
konsep-konsep fisika dari waktu ke waktu selama empat abad ini. Selain itu,
fisika juga dirasa sulit karena ujian selalu berisi soal fisika yang harus
diselesaikan dengan menggunakan algoritma matematika yang sering tidak
sederhana.
Eric-Wubbo Lameijer
seorang pakar Chem/bioinformatics dari The
Science Talent Project, Scilogs, Jerman, 2015, menyarankan beberapa hal
yang dapat membuat seseorang tidak kesulitan dalam mempelajari fisika.
Pertama-tama harus menyaadari bahwa belajar fsiska itu memang membosankan. Itu
sesuatu yang biasa. Jangan diambil hati. Kedua, kuasai matematika. Belajar
fisika memerlukan matematika. Matematika merupakan salah satu cara untuk
memahami fenomena fisika. Ketiga, belajar lebih keras dan pelajari juga sejarah
fisika. Ini sangat membantu untuk memahami sejumlah konsep fisika yang
mengalami ‘perubahan’ dari waktu ke waktu. Dan, jangan lupa pelajari soal-soal
fisika yang sulit bukan hanya yang untuk latihan saja tetapi juga yang untuk
pengayaan.
Kevin
Pitts, Profesor Fisika dari Universitas Illinois, AS, 2011, memberikan nasehat
kepada para mahasiswa S-1 agar sukses dalam mengikuti mata kuliah fisika. Di
antaranya adalah: Study
every day, Read the textbook, Read the textbook before class, Don’t miss class, Pay attention
in class, Be an
active learner, Work with
others, Take
the labs seriously, Study
solved problems, Practice
solving problems, serta Get help!
Andrea
Leyden , 2014, memberi beberapa saran agar selama belajar fisika tidak mudah
pusing. Pertama-tama kuasai konsep-konsep dasar fisika. Kalau perlu buatlah
dalam sebuah peta kosep yang menunjukkan hubungan antara konsep yang satu
dengan yang lain. Kedua, seperti saran para ahli yang lain kuasai matematika.
Buat juga gambar-gambar sketsa tentang fenomena fisika yang sedang dipelajari.
Gambar sketsa ini merupakan representasi fenomena fisika secara real-nyata
sebelum dinyatakan secara matematika. Selain itu, disarankan agar membuat
catatan sendiri tentang rumus, besaran, satuan, simbol dan juga
konsanta-konstanta fisika tidak copy-paste.
Inilah sejumlah
hasil penelusuran literatur yang membahas pertanyaan apakah belajar fisika itu
sulit. Ada yang mengatakan gampang tetapi banyak juga yang menyatakan sulit
dengan segala argumentasinya. Namun, karena ilmu fisika itu dapat diamati baik
secara langsung maupun secara tidak langsung, maka kuncinya berada pada diri
kita masing-masing. Tekun, tahan banting, sabar, dan mau bertanya tentu membawa
hasil.
Sebagai
penutup, lebih 40 tahun-an yang lalu ketika masih menjadi mahasiswa S-1
pendidikan fisika, saya punya semboyan satu hari harus berhasil menjawab satu
soal fisika. Dan, setelah 5 tahun kemudian, lulus sarjana, sudah tersedia lebih
dari 1500 soal fisika yang siap jawabannya. Semoga ditiru! Dr.
Leo Sutrisno
Artikel yang bagus kak, membantu kami para guru privat Fisika di Bandung mengajarkan Fisika yang mudah, asyik, dan menyenangkan
BalasHapus