menu

Senin, 20 Juni 2016

MICHAEL PURNAMA: BERIKAN KEPADA KAISAR DAN TUHAN APA YANG MENJADI HAK MASING-MASING


Michael Purnama Utama, seorang pebisnis, pengusaha dan pemimpin perusahaan berkenan diwawancarai oleh Tim Majalah. Beliau adalah salah satu pendiri kelompok Pengusaha Katolik Nasional (disingkat Pukat). Beliau kini menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Pukat periode 2015-2018. Berikut petikan wawancaranya.


1.       Selain mengejar keuntungan, menurut Bapak, apakah yang khas peran seorang pebisnis atau profesional di bidang bisnis bagi bangsa?

Bisnis yg dikelola secara profesional seyogianya harus profitable. Namun disisi lain sebagai perusahaan multi nasional jangan lupa untuk menjadi pembayar pajak yang baik dan punya corporate social responsibilities (dana sosial). Semasa saya masih aktif dan menjabat eksekutif baik di PT Gudang Garam, Lotte Company, Raja Garuda Emas Group dan Domba Mas Group, perusahaan-perusahaan tersebut dengan setia dan konsisten melaksakan tritugas tersebut di atas: profitable, pembayar pajak setia dan berbagi demi kemaslahatan masyarakat banyak (bonum commune) selaku sebagai bagian dari Corporate Social Responsibilities (CSR).
2.       Menurut Bapak, apakah tantangan bagi seorang pengusaha atau profesional di bidang bisnis di Indonesia?

Mentalitas Machiavelian, yakni tujuan menghalalkan secara cara. Cara yang salah dimaksudkan di sini adalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan hedonisme (tujuan hidup adalah kenikmatan belaka di dunia ini). Nah, khusus berhubungan dengan KKN: ini menjadi tantangan sehari-hari semua pengusaha di Indonesia. Tidak heran korupsi makin merajalela meskipun akhir-akhir ini KPK, Kejaksaan dan Kepolisian makin galak di dalam menangkapi dan menindak tegas para pelaku korupsi. Ibaratnya pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu! Demikian pula yang namanya “Harta-Tahta-Wanita” kini menjadi mamon-mamon baru yang siap menerkam setiap pelaku bisnis bila mereka lengah dan tidak waspada. Walhasil, keluarga-keluarga banyak yang berantakan karena kasus perselingkuhan, terjadi perebutan kekuasaan dan perang saudara dalam satu perusahaan keluarg. Demi uang orang tega menjatuhkan sesamanya; bahkan saudara kandung!

3.       Bapak kan salah satu pendiri Pukat (Pengusaha Katolik) bahkan sekarang penasehat nasional. Kira-kira apa yang Pukat akan perbuat dan bisa diperbuat di dalam menghadapi tantangan di atas?

Untuk mengantisipasi fenomena-fenomena tersebut di atas maka merupakan “conditio sine-qua-non” (baca: latar belakang yang menenetukan) diperlukan adanya pastoral pendampingan bagi para profesional dan usahawan katolik masa kini agar bisa diselamatkan dan dibebaskan serta dibekali dalam menghadapi tantangan-tantangan  kehidupan duniawi yang siap menerkam seperti singa-singa yang ganas dan kelaparan. Para profesional dn usahawan-usahawan Katolik perlu disapa dan dihimpun di dalam komunitas untuk bisa saling meneguhkan dan menguatkan serta bersinergi satu sama lain. Jangan sampai para usahawan dan profesional hanya dimanfaatkan bila gereja membutuhkan dana atau fund raising untuk pembangunan gereja baru, pengembangan rumah sakit, dll. Sudah tiba saatnya gereja menyapa dan mendampingi para pelaku bisnis dan profesional Katolik agar mereka bisa menjadi mitra strategis dan efektif bagi hirarki gereja.
Terdorong oleh ide-ide di atas inilah maka 26 tahun yang  lalu dan 25 thn yang lalu didirikanlah komunitas Profesional dn Usahawan Katolik Indonesia di Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Agung Jakarta. Lembaga ini disingkat PUKAT. Sejak saat itu kemudian berkembang ke keuskupan-keuskupan lainnya  seperti misalnya Malang, Ambon, Makasar, Kupang, Larantuka, Maumere, Bogor, Bandung, Pontianak, Sintang, Banjarmasin dan bahkan Papua. Tanggal 14-16 Agustus 2015 yang  lalu diadakan Konvenas (Konvensi Nasional) PUKAT kedua di Novotel Jakarta.
Dalam Konvenas tersebut terjadi pergantian jabatan Ketua Umum yang semula dijabat saya digantikan Ferry Yusuf.  Saya (Michael Utama Purnama) kini menjabat Dewan Pembina PUKAT Nasional untuk periode 2015-2018.


4.       Menurut Bapak, bagaimanakah peran strategis ke depan Pukat mendatang? Apakah ada peran khusus media di dalam dunia bisnis dan sebagai usahawan, termasuk usahawan Katolik? Bapak juga seorang Dominikan Awam, kira-kira bisa berperan bagaimana Dominikan Awam?
PUKAT itu komunitas yang harus menghimpun, mengkonsolidasikan dan mensinergikan serta mengkoordinasikan profesional dan usahawan katolik di segenap persada Indonesia menjadi satu kekuatan yg ampuh, dahsyat dan bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat umum, gereja dan negara (pro ecclesia et patria).
Ibarat filsafat sapu lidi; yakni bila sendiri-sendiri lidi itu sangat lemah dan gampang putus. Namun lidi bila disatukan jadi sapu lidi maka ia menjadi kuat sekali.
Bilamana PUKAT2 Indonesia bisa bersatu dan disatukan kita bisa berbuat banyak untuk kepentingan umum (pro bonum commune).
Dalam sambutan pembukaan Konvenas PUKAT 2 di Novotel saya (Michael Utama Purnama) melontarkan mimpi-mimpi untuk Pukat. Semoga pada satu waktu berkat persatuan dn kesatuan PUKAT kita punya stasiun Televisi Katolik minimal seperti milik Budha Tzu Chi di Jakarta. Kita punya pelbagai rumah sakit yang super canggih dan profesional di pelbagai kota besar seperti  Jakarta, Bandung, Jogyakarta, dan Semarang. Kita punya Sekolah-sekolah dan Universitas yang super canggih dan berkualitas internasional dan bahkan “the best.”

Barangkali sebagai Dominikan Awam saya juga bermimpi semoga Ordo Pewarta yang baru bertumbuh di Indonesia. Namun di dunia internasional Ordo Dominikan punya universitas-universitas internasional yang sangat terkemuka seperti :Univ. St Thomas di Filipina, Aquinas Universtity di Filipina, Univ Angelicum di Roma, dan masih banyak lagi. Bukan mustahil pada satu waktu Ordo Dominikan punya Universitas-Universitas terkemuka di Indonesia, asal panggilan Ordo Dominikan di Indonesia digalakkan baik oleh para Imam OP sendiri, para Suster-Suster OP. Kita berharap Dominikan Awamnya juga bisa berkembang pesat dan melesat baik kuantitas maupun kualitasnya.

5.       Bagaimanakah peran keluarga di dalam karir Bapak? Apalagi dekat akhir tahun ini; bagaimana keluarga merayakan liburan Natal?


Charity begins at home.” Di belakang keberhasilan seorang pria ada peranan dan doa-doa seorang wanita yakni isteri. Tidak dapat disangkal dan merupakan suatu realitas bahwa keberhasilan seorang pria pasti berkat dukungan istri dan keluarga.
Setiap liburan lebaran dn Natal ditengah kesibukan harus diupayakan optimal liburan bersama keluar negeri atau minimal lokal. Di samping libur bersama juga komunikasi per tilpun bisa kita manfaatkan secara personal dan intensif. Bukankah Cinta kasih berawal dari rumah? Apakah artinya keberhasilan karir kita kalau keluarga kita berantakan? Selagi kita masih utuh mari kita lestarikan keutuhan keluarga kita bersama bukan? Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna bukan? (Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar