menu

Minggu, 19 Juni 2016

Sinter Klaus

Hoo ho hoo !! Gemuk, gembira, berjanggut putih, mengenakan mantel merah berbulu putih dan sepatu bot hitam, membawa lonceng dan sekarung kado natal, sosok yang muncul di pikiran kita tidak lain adalah ya, Sinter Klaus ! Siapa lagi kalau bukan dia yang merupakan tokoh legenda perayaan hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Pada abad ke-19, ikon Sinter Klaus menjadi populer berkat adanya puisi yang berjudul “A Visit from St. Nicholas” dan oleh Thomas Nast yang merupakan seorang karikatur dan kartunis politik pada masa itu. Media cetak dan elektronik seperti buku, lagu, radio,dan film anak-anak pun turut memperkuat ikon Sinter Klaus tersebut.

Sinter klaus dikenal akrab sebagai Bapak Natal dengan berbagai macam nama dan sebutan seperti Saint Nicholas, Saint Nick, Santy, dan Kris Kringle. Kemudian adanya lagu berjudul “Santa Claus is Coming to Town” pada tahun 1934 membuat banyak orang percaya bahwa Sinter Klaus mempunyai daftar nama seluruh anak-anak yang nakal dan anak-anak yang baik dari seluruh dunia. Untuk anak-anak yang baik, Santa Klaus memberikan hadiah berupa permen dan mainan. Sebaliknya, Sinter Klaus memberikan batubara kepada anak-anak yang nakal. Untuk mengerjakan semua hal ini, tentu Sinter Klaus tidak sendirian. Ia dibantu oleh para Elf yang membuat segala mainan di bengkel dan rusa terbang yang mengantarkannya ke cerobong asap setiap rumah. Salah satu contoh antusiasme masyarakat terhadap tokoh Sinter Klaus terlihat di Derry City, Irlandia Utara pada tangal 9 September 2007, dimana terdapat 12.965 orang yang mengenakan pakaian Sinter Klaus. Kejadian ini tercatat dalam GuinnessWorld Record di India pada tanggal 21 Desember 2014. 

Sejarah Sinter Klaus Menurut cerita dari Kristen Kuno, Sinterklas (Santo Nikolas) dikenal sebagai orang yang suka memberi hadiah kepada orang miskin dan menjalani hidup yang sangat religius. Berkat kebaikannya ini, pada abad ke-4 Santo Nikolas digambarkan sebagi Uskup dari Myra di Lycia. Ia juga dirujuk sebagai Santo Pelindung bagi para pelaut, pedagang, pengacara, ahli obat, anak-anak dan tuna-susila. Menurut cerita dari Jerman, ada sebuah kisah tentang sesosok dewa bernama Odin. Ia melakukan pesta perburuan bersama dengan para dewa dan prajurit dari dunianya pada hari perayaan Yule (acara pertengahan musim dingin). 

Pada saat itu, anak-anak akan menaruh jerami, gula dan wortel didekat cerobong asap dengan maksud untuk memberi makanan kepada kuda terbang Odin. Sebagai imbalannya, Odin memberikan hadiah atau permen. Sosok Odin yang berjanggur putih, berjubah dan terbang dengan 8 kaki kuda pada malam hari membuatnya mirip dengan sosok Sinter Klaus. Menurut cerita modern, pada abad ke-17 di Inggris, karakter Inggris Father Christmas bergabung dengan Sinterklaas yang berasal dari bahasa Belanda berdasarkan karakter dari Santo Nikolas menjadi Santa Claus yang karakternya diketahui oleh Amerika Serikat dan seluruh dunia berbahasa Inggris. 

Dalam novel A Christmas Carol oleh Charles Dickens, Sinterklaas digambarkan sebagai hantu hadiah natal dan melambangkan jiwa semangat natal. Secara garis besar, sejarah Sinterklaus memiliki banyak variasi dari waktu dan negara. Sosok Sinter Klaus menjadi tercampur baur antara uskup dengan hal-hal yang mengandung unsur-unsur magis seperti rusa yang bisa terbang atau adanya dewa Odin yang terkenal kejam terhadap anak-anak. Namun apapun itu kisahnya, Sinter Klaus sudah sangat melekat dengan dunia imajinasi anak-anak. Anak-anak boleh mencontoh sikap Sinter Klaus yang murah hati, namun hal yang terpenting adalah jangan sampai anak-anak melupakan figur Tuhan Yesus sebagai “pemeran” utama dan inti makna dalam perayaan Natal itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar