Visi sebuah keluarga seharusnya mencakup beberapa
aspek secara terpadu, yaitu kesejahteraan (ekonomi), kesehatan, pendidikan,
kerohanian, keamanan, hubungan sosial,
dan hiburan. Dikatakan terpadu, karena semua aspek itu saling kait. Misalnya,
dana yang dimiliki keluarga dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, pendidikan,
kerohanian, keamanan, hubungan sosial, dan hiburan. Sebaliknya, dengan
kesehatan terjamin, keluarga lebih mudah menambah penghasilan dan penghematan.
Oleh sebab itu, sangat penting sebuah keluarga
membiasakan pengelolaan keuangan secara baik. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan
keuangan keluarga adalah: (1) Keluarga sebagai sebuah perusahaan, di mana
setiap anggota diberi tanggung jawab dalam pemasukan dan/atau pengeluaran; (2)
Keterbukaan dalam anggaran. Diperlukan “rapat keluarga” untuk mengungkapkan
keperluan masing-masing, lalu menyusun anggaran; (3) Menabung dengan
menyisihkan minimal 10% penghasilan, bukan menunggu kalau ada uang sisa; (4)
Perlu penjatahan dan pencatatan untuk setiap jenis penghasilan dan pengeluaran ;
(5) Hemat dan wajar dalam pengeluaran berdasarkan prioritas.
Rapat keluarga amat penting. Tentu saja bukan rapat
formal yang kaku. Pada kesempatan itu, setiap anggota keluarga boleh
mengungkapkan apa saja keperluan pribadinya, baik yang mendesak maupun yang
jangka panjang. Setelah semua keperluan didaftarkan, maka dihitunglah berapa
dana diperlukan untuk memenuhinya. Prioritaskan keperluan bersama, seperti
belanja dapur, rekening listrik, rekening air, dan sebagainya. Jika penghasilan rutin yang ada tidak cukup,
maka harus dikompromikan mana keperluan pribadi yang prioritas. Jika tetap saja
dana tidak mencukupi, maka dikaji kemungkinan cara-cara menambah penghasilan
atau memperoleh pinjaman.
Penerapan anggaran pendapatan dan belanja keluarga
tidak boleh kaku. Untuk ini diperlukan
dana cadangan atau anggaran tak terduga. Ketika ada tamu atau kerabat yang
datang, misalnya, beaya konsumsi mungkin bertambah, dan itu diambilkan dari
dana cadangan.
Mengapa harus menabung minimal 10% dari penghasilan?
Karena keluarga perlu memiliki dana cadangan untuk menghadapi masa-masa sulit
yang tidak terduga, seperti sakit berkepanjangan sehingga tidak dapat bekerja,
usaha bangkrut, bencana alam, dan sebagainya.
Menabung juga perlu untuk tujuan tertentu. Contohnya, keluarga mau
membeli sesuah sepeda motor 10 bulan lagi yang harganya Rp. 20 juta. Untuk itu
mereka perlu menabung Rp.2 juta sebulan.
Perlu disiplin dalam belanja. Godaan iklan dan
pajangan barang yang menarik perhatian di toko dapat membuat keuangan keluarga
berantakan. Oleh sebab itu, sebelum
pergi berbelanja buatlah daftar barang-barang yang akan dibeli. Pepatah
menasehati, “Jangan belanja karena mata”, artinya jangan membeli barang hanya
karena tertarik seketika.
Berdasarkan pengalaman saya dalam mengelola keuangan
keluarga kami dan membantu banyak keluarga lain, sistem pengelolaan yang baik
dapat berjalan minimal setelah 7 bulan bertekun. Dikatakan sistem pengelolaan
sudah baik apabila realisasi anggaran selalu mendekati sama dengan perencanaan,
dan kesejahteraan keluarga semakin meningkat. (PF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar