menu

Senin, 20 Juni 2016

PENGELOLAAN EKONOMI KELUARGA

Visi sebuah keluarga seharusnya mencakup beberapa aspek secara terpadu, yaitu kesejahteraan (ekonomi), kesehatan, pendidikan, kerohanian,  keamanan, hubungan sosial, dan hiburan. Dikatakan terpadu, karena semua aspek itu saling kait. Misalnya, dana yang dimiliki keluarga  dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, pendidikan, kerohanian, keamanan, hubungan sosial, dan hiburan. Sebaliknya, dengan kesehatan terjamin, keluarga lebih mudah menambah penghasilan dan penghematan.


Oleh sebab itu, sangat penting sebuah keluarga membiasakan pengelolaan keuangan secara baik. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah: (1) Keluarga sebagai sebuah perusahaan, di mana setiap anggota diberi tanggung jawab dalam pemasukan dan/atau pengeluaran; (2) Keterbukaan dalam anggaran. Diperlukan “rapat keluarga” untuk mengungkapkan keperluan masing-masing, lalu menyusun anggaran; (3) Menabung dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan, bukan menunggu kalau ada uang sisa; (4) Perlu penjatahan dan pencatatan untuk setiap jenis penghasilan dan pengeluaran ; (5) Hemat dan wajar dalam pengeluaran berdasarkan prioritas.

Rapat keluarga amat penting. Tentu saja bukan rapat formal yang kaku. Pada kesempatan itu, setiap anggota keluarga boleh mengungkapkan apa saja keperluan pribadinya, baik yang mendesak maupun yang jangka panjang. Setelah semua keperluan didaftarkan, maka dihitunglah berapa dana diperlukan untuk memenuhinya. Prioritaskan keperluan bersama, seperti belanja dapur, rekening listrik, rekening air, dan sebagainya.  Jika penghasilan rutin yang ada tidak cukup, maka harus dikompromikan mana keperluan pribadi yang prioritas. Jika tetap saja dana tidak mencukupi, maka dikaji kemungkinan cara-cara menambah penghasilan atau memperoleh pinjaman.

Penerapan anggaran pendapatan dan belanja keluarga tidak boleh kaku.  Untuk ini diperlukan dana cadangan atau anggaran tak terduga. Ketika ada tamu atau kerabat yang datang, misalnya, beaya konsumsi mungkin bertambah, dan itu diambilkan dari dana cadangan.

Mengapa harus menabung minimal 10% dari penghasilan? Karena keluarga perlu memiliki dana cadangan untuk menghadapi masa-masa sulit yang tidak terduga, seperti sakit berkepanjangan sehingga tidak dapat bekerja, usaha bangkrut, bencana alam, dan sebagainya.  Menabung juga perlu untuk tujuan tertentu. Contohnya, keluarga mau membeli sesuah sepeda motor 10 bulan lagi yang harganya Rp. 20 juta. Untuk itu mereka perlu menabung Rp.2 juta sebulan.

Perlu disiplin dalam belanja. Godaan iklan dan pajangan barang yang menarik perhatian di toko dapat membuat keuangan keluarga berantakan.  Oleh sebab itu, sebelum pergi berbelanja buatlah daftar barang-barang yang akan dibeli. Pepatah menasehati, “Jangan belanja karena mata”, artinya jangan membeli barang hanya karena tertarik seketika.

Berdasarkan pengalaman saya dalam mengelola keuangan keluarga kami dan membantu banyak keluarga lain, sistem pengelolaan yang baik dapat berjalan minimal setelah 7 bulan bertekun. Dikatakan sistem pengelolaan sudah baik apabila realisasi anggaran selalu mendekati sama dengan perencanaan, dan kesejahteraan keluarga semakin meningkat. (PF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar