Nabi Yesaya
Nama Yesaya berarti Tuhan
(Yahweh) adalah penyelamat. Ia diperkirakan hidup pada abad VIII SM di Kerajaan
Yehuda yaitu jaman Raja Uzzia, Yotham, Ahaz dan Hezekiah. Kalau melihat bahwa
pemerintahan Uzzia dimulai pada tahun ke-52 abad VIII SM maka Yesaya sudah
menjadi Nabi beberapa tahun sebelum pemerintahan Raja Uzzia (+/- 740SM). Ada
yang memperkirakan bahkan Nabi Yesaya berkarya beberapa tahun di awal
pemerintahan Raja Manasye. Kalau informasi ini betul maka Nabi Yesaya berkarya
sebagai Nabi selama 64 tahun.
Banyak sumber mengatakan Nabi Yesaya dibunuh
sebagai martir pada jaman Raja Manasye yaitu badannya dipotong menjadi dua (2)
bagian.
Nabi Yesaya menikah dan isterinya disebut Nabiah (Yes 8:3). Banyak
ahli berpendapat sebutan “nabiah” di sini bukan karena isterinya juga berkarya
sebagai nabi perempuan melainkan sebutan kehormatan sebagai isteri seorang
nabi. Ia mempunyai dua (2) anak.
Karyanya di dalam Perjanjian
Lama (PL) dibagi banyak ahli menjadi tiga (3) bagian. Bagian pertama dianggap
berasal dari Nabi sendiri (Yes 1-39).
Bagian kedua ditulis 100 tahun setelah hidupnya yaitu persis dekat pembuangan
di Babilonia pada pemerintahan Raja Yosia di Yehuda. Bagian ketiga ditulis
persis setelah selesai pembuangan Babilonia yaitu kembalinya Israel ke
Yerusalem. Maka kumpulan tulisan yang disebut Kitab Yesaya ditulis pada jaman
Yesaya dan 200 tahun kemudian setelah kematiannya.
Bagi orang Kristen Nabi
Yesaya sangat penting karena dianggap meramalkan Tuhan Yesus Kristus:
kedatangan-Nya, karya Tuhan Yesus sebagai Mesias, bahkan penderitaan Tuhan
Yesus (yaitu di bagian Hamba Yahweh yang menderita). Salah satu ayat yang
terkenal adalah nama yang menyebutkan peran Tuhan Yesus yaitu Immanuel (Yes
7:14, 8: 8, 10) dipakai di Injil Matius (Mat 1: 23). Hal lain yang penting juga
adalah “hari Tuhan” yang tidak lain
hari keputusan Tuhan atas Israel dan jaman baru yang akan dimulai (yang tidak
lain adalah jaman Mesias).
Bagi kita nubuat Yesaya di
masa Adven mengingatkan kita akan nubuat masa depan yang indah pada jaman
Mesias yaitu apabila Sang Immanuel berada di tengah kita. Yesaya mengajarkan
kita kerinduan yang mendalam akan Immanuel. Itulah sebabnya ia menjadi bacaan
selama masa Adven dan sebagai tokoh yang kita bisa teladani di dalam menantikan
dan merindukan Penebus.
Yohanes Pembaptis
Tradisi
Kristen mengatakan Yohanes Pembaptis lahir dari bapa dan ibu yang sudah
seharusnya mandul karena berumur yaitu pasangan Zakaria dan Elisabet. Elisabet
ini dikatakan sepupu Bunda Maria. Kelahirannya termasuk unik karena diwartakan
oleh Malaikat Gabriel (sama seperti Tuhan Yesus) kepada bapanya Zakaria (Luk
1:5-25). Hal lain yang unik turut tercatat adalah ketika di dalam kandungan
ibunya Elisabet, Yohanes Pembaptis berreaksi atas kedatangan Bunda Maria (Luk
1:44).
Setelah
dewasa Yohanes Pembaptis mengambil jalan hidup sebagai pertapa di padang gurun
(Luk 3: 1-2). Mat 3: 4 melukisan gaya hidup asketik (bertapa dan matiraga) dari
Yohanes Pembaptis: “Memakai jubah bulu unta dan
ikat pinggang kulit, dan makanannya adalah belalang dan madu hutan.” Tradisi Kristen juga mengatakan ia adalah
Elia yaitu semangat Nabi Elia yang kembali untuk mempersiapkan umat menghadapi
hari Tuhan yang akan datang yang tidak lain adalah jaman Mesias (Mat 3:3, Luk
3: 4-6).
Kekristenan
mencatat bahwa ia mempraktekkan “baptisan untuk pertobatan” dan bahkan Tuhan
Yesus sendiri dibaptis oleh dia di Sungai Yordan. Tugasnya jelas: mempersiapkan
umat Israel menerima Mesias dan tidak ada yang lain. Maka dari itu Yoh 3: 30
mengatakan tugasnya: “Ia harus makin besar, tetapi
aku harus makin kecil.”
Yohanes
Pembaptis menjadi teladan kita mempersiapkan kedatangan Tuhan di masa Adven
karena dia dengan jelas mengajarkan kita pertobatan agar kita dapat dengan
layak menyambut Tuhan; minimal di perayaan Natal. Suaranya jelas yaitu
bertobatlah.
Santo Yosef Bapa Penjaga Tuhan Yesus
Santo
Yosef diketahui dari Injil beberapa informasi yang menonjol: ia bapak penjaga
Tuhan Yesus, menikah dengan Bunda Maria namun tidak pernah berhubungan seksual
dengan Bunda Maria sehingga Yesus lahir dari Roh Kudus, dan ia seorang tukang
kayu. Namun ada karakteristik yang selalu disebut di Injil Matius tentang
beliau: orang yang lurus dan benar hatinya (baca: baik hati) dan tidak suka
memalukan orang di depan umum (Mat 1: 19) serta beliau adalah orang yang taat
pada perintah Tuhan (meski di dalam mimpi sekalipun) (Mat 1:24, 2:14, 21).
Beliau selalu sigap mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Memang
tidak banyak yang kita ketahui dari Injil mengenai Santo Yosef. Yang jelas
beliau adalah laki-laki yang baik hati dan pria yang layak menjaga keluarga
kudus serta sigap mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Santo
Yosef menjadi model kita di masa Adven karena pewartaan malaikat Tuhan
kepadanya di dalam mimpi mengenai kedatangan Immanuel sehingga kita selalu siap
dan siaga menyambut kedatangan Mesias; minimal di hari Natal.
Bunda Maria
Apakah
perlu menceritakan detil mengapa Bunda Maria sebagai model yang paling perlu
ditiru di masa Adven? Bunda Maria adalah yang menerima kabar tentang kelahiran
Yesus (Luk 1: 26-38). Beliau juga disebut di Injil Matius (Mat 1: 18-25)
sebagai “perawan yang akan melahirkan Immanuel.” Setelah menerima pewartaan Malaikat
Gabriel beliau segera mengunjungi Elisabet sepupunya untuk memberi kabar
gembira yang ia terima (Luk 1: 39-45). Salah satu karakteristik yang selalu
disebut Lukas mengenai sifat beliau adalah “menyimpan
segala sesuatu di dalam hatinya serta merenungkannya” (Luk 2:19, 51). Sifat kontemplatif (baca:
merenungkan) ini dilihat oleh Lukas lagi sebagai yang selalu berdoa; bahkan
ketika Tuhan Yesus naik ke surga (Kis 1:14).
Siapakah yang layak menjadi
model lagi di masa Adven selain Sang Bunda yang setelah menerima kabar gembira
begitu ingin melihat anak di kandungannya lahir? Bunda Maria adalah pribadi
yang sungguh sangat menantikan Tuhan Yesus yang di dalam kandungannya. (Dari Pelbagai Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar