menu

Senin, 20 Juni 2016

Demonologi dan Eksorsisme

Judul buku : Demonologi dan Eksorsisme: Perspektif Teologi Katolik
Pegarang : Johanes Robini Marianto, O.P.
 Penerbit : Yayasan Santo Martinus de Porres dan ARUE
Tahun : 2014 (cetakan kedua)
ISBN : 978-602-18665-4-2
Jumlah halaman : xxx+200

 Apakah setan ada? Darimanakah setan berasal? Mengapa seolah-seolah setan bisa menguasai manusia, misalnya dalam kasus kerasukkan? Apakah ada cara untuk menghindari pengaruh demonik (setan)? Apakah ada ritual khusus di dalam Gereja Katolik untuk pengusiran setan? Kesemua pertanyaan di atas dapat pembaca temukan di dalam buku yang ditulis Romo Robini (panggilan akrab Romo Johanes Robini Marianto, O.P.).


 Bagi Romo Robini buku ini pertama-tama untuk mengisi kekosongan literatur dalam bahasa Indonesia mengenai tema Demonologi dan Eksorsisme. Beliau tidak berpretensi untuk menjawab secara komprehensif utuh tema tersebut; tetapi mencoba hanya menyajikan “a first glance” (pengantar yang akan membawa tema ini dibahas lebih dalam lagi oleh penulis lain yang lebih ahli). Namun harus diakui buku ini cukup sebagai pengantar bahkan “booklet” (buku pegangan) dalam bahasa Indonesia mengenai topik yang memang jarang dibahas. Jangkauan buku ini bermula dari studi Kitab Suci sampai survey sejarah yang disimpulkan di dalam ajaran resmi Gereja dan bagaimana Gereja Katolik mengerti sebuah ritual yang namanya Eksorsisme (baca: Ritual Pengusiran Setan). Buku ini, seperti kami katakan di atas, mulai dengan studi Kitab Suci, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Dari situ kesimpulannya jelas: bahkan di dalam Kitab Suci pun kelihatan bahwa setan itu bukan sebuah dongeng melainkan kenyataan yang sungguh real. Tuhan Yesus bahkan dengan jelas di dalam Kitab Suci berhadapan dengan godaan setan dan mengusir mere di dalam pelayanan-Nya. Romo Robini bahkan memakai beberapa data dari tulisan yang tidak kanonik (baca: tidak diakui sebagai bagian Kitab Suci) mengenai setan.

Pertanyaan mengenai “Kenapa ada setan padahal Tuhan menciptakan segala sesuatu yang baik saja?” dijawab oleh Romo Robini memakai tradisi bahkan Para Pertapa Padang Gurun, Sto. Agustinus, Sto. Thomas Aquinas dan berpuncak pada ajaran resmi Gereja (Magisterium). Inti jawabannya jelas: setan adalah malaikat yang jatuh. Pada awalnya mereka malaikat mulia yang diciptakan Tuhan. Namun karena keinginan mereka yang sebenarnya tidak salah namun diperjuangkan dengan cara yang salah (yakni dengan kekuatan sendiri mau merebut kemuliaan Allah) membuat mereka terhukum dan menjadi setan.

Selanjutnya Romo Robini membahas mengenai bagaimana setan mempengaruhi hidup manusia, selain yang normal yaitu godaan. Beliau menyebut ada beberapa pintu masuk yang bisa membuat manusia secara langsung (mis. Berdukun/berhala) dan tidak langsung (mis. Luka batin) mengundang pengaruh setan di dalam hidup mereka. Pengaruh tersebut bisa di dalam bentuk infestasi (artinya: bercokol), obsesi (artinya: mempengaruh pikiran seseorang), opresi (artinya: menyerang fisik seseorang) atau kasus yang paling ekstrem yaitu posesi (bahasa populernya kerasukan).

Bagaimana usaha Gereja Katolik membantu umat agar terhindar dari pengaruh Setan? Romo Robini menjawab bahwa yang terutama adalah si umat sendiri hidup dalam rahmat; yakni hidup suci dan tidak berdosa. Hidup dalam hadirat Tuhan adalah yang paling utama. Namun apabila ada salah empat (4) kasus yang disebutkan di atas maka Gereja Katolik memberikan sarana yaitu melalui baik doa pembebasan maupun doa pengusiran (Eksorsisme).

Doa pembebasan, menurut buku ini, boleh dilakukan siapapun yang terbaptis dengan keyakinan iman bahwa Yesus menyelamatkan dan menebus dan setan tidak berdaya lagi. Namun eksorsisme adalah ritual resmi Gereja yang hanya boleh didoakan oleh Uskup atau imam yang diberi ijin resmi oleh Uskup. Eksorsisme tidak boleh didoakan oleh mereka yang tidak tertahbis dan bahkan imam yang tertahbis pun tanpa ijin Uskup tidak boleh mendoakan Ritual Eksorsisme.

Keunggulan buku ini adalah sebagai pengantar untuk mengetahui seluk-beluk isu ini dari segi Teologi; terutama bagi pemula dan bahkan mereka yang berkeinginan studi khusus bidang ini, sangatlah baik. Jangkauan buku ini dengan metode survey literatur mulai dengan Kitab Suci dan tradisi Gereja kiranya sangat bagus. Demikian pula penjelasan yang cukup komprehensif mengenai pengaruh setan di dalam hidup manusia, penyebabnya serta usaha Gereja Katolik mengatasi dengan doa pembebasan dan Ritual sangatlah mendalam. Mungkin kekurangan buku ini ada dua (2). Pertama, tidak menyertakan analisis Psikologis.

Banyak gejala psikologis yang kelihatan seperti gejala demonik dan sebuah analisis yang baik harus menyertai pelayanan di bidang ini sehingga menjadi jelas terbedakan. Kelemahan ini memang dikatakan oleh Romo Robini di dalam buku ini sebagai kekurangan beliau yang tidak studi khusus Psikologi. Kedua, buku ini tidak memberikan contoh real (kongkret) baik pengalaman Romo Robini atau kasus yang sudah diketahui umum atau tulisan Eksorsis lain yang kiranya akan membuat buku ini hidup dan tidaklah melulu teori yang kering kesannya. Namun sekali lagi terlepas dari dua (2) kekurangan utama ini, buku ini layak dibaca sebagai pengantar ilmiah Teologi Katolik dalam topik yang kurang digarap di dalam literatur berbahasa Indonesia. (Ari)

5 komentar:

  1. mohon info, dimana buku ini bisa didapat? trims 🙏

    BalasHapus
  2. Dmn buku inibisa dibeli ya?

    BalasHapus
  3. Buku ini bisa dibeli di manakah? Saya cari di toko buku toko buku di Gereja Katolik tidak ada .. Di gramedia,gununv agung juga tidak ada ...

    BalasHapus
  4. Beli di penerbit langsung
    Kompl. Harmoni Plaza Blok E 38-39 Lt. 2
    Jl. Suryopranoto 2
    Jakarta Pusat

    BalasHapus