menu

Senin, 20 Juni 2016

Credit Union di Kalimantan Barat

Credit Union (CU) diperkenalkan pertama kali di Kalimantan Barat pada tahun 1975 oleh CUCO (Credit Union Counseling Office) Jakarta bekerjasama dengan Delegasi Sosial (Delsos) Keuskupan Agung Pontianak. Kegiatan fasilitasi itu diadakan di Nyarumkop dan Bodok/Pusat Damai. Namun dalam waktu 10 tahun kemudian, hanya CU Lantang Tipo di Pusat Damai yang masih bertahan.


Lalu pada tahun 1985 diadakan lagi kursus dasar CU di Pontianak difasilitasi oleh Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I, nama baru CUCO) masih bekerjasama dengan Delsos Keuskupan Agung Pontianak. Berdirilah CU Khatulistiwa Bakti, yang diposisikan sebagai laboratorium untuk belajar.

Dua tahun kemudian, pada bulan Mei 1987,  berdiri CU Pancur Kasih, yang pada awalnya diperuntukkan para guru SMP dan SMA Santo Fransiskus Asisi dan keluarga pengurus Yayasan Pancur Kasih. Di Keuskupan Ketapang juga dilakukan motivasi oleh BK3I, dan berdirilah beberapa CU namun kebanyakan “mati muda”, kecuali CU Semandang Jaya.

Pada tahun 1996, Yayasan Pancur Kasih membentuk program untuk pendampingan masyarakat dalam bidang ekonomi yang diberi nama Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (PEK). PEK inilah yang bergiat memfasilitasi pendirian CU di berbagai daerah Kalimantan Barat. Pendekatan yang digunakan oleh PEK, selain pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat adalah dengan menempatkan tenaga pendamping lapangan yang ditugaskan selama 2 sampai 4 tahun untuk membantu pengelolaan sekaligus alih keterampilan kepada warga masyarakat setempat. Bersamaan waktunya, Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ketapang juga giat memfasilitasi pendirian CU. Kebanyakan CU yang didirikan oleh kelompok masyarakat  di wilayah Ketapang berskala kecil dalam lingkup desa atau kampung. Mungkin karena “kekecilan” itulah yang membuat sebagian besar CU tidak berumur panjang.

Dewasa ini sudah ada 31 CU di Kalimantan Barat, dengan anggota 900 ribuan dan total asset sekitar Rp.7 triliyun. Seluruh asset itu murni berasal dari anggota, dikelola oleh pengurus dan pegawai yang dipilih anggota,  dan hanya dapat dipergunakan oleh para anggota. Ini  sesuai prinsip koperasi: dari oleh dan untuk anggota.


Kebanyakan CU di Kalimantan Barat bergerak di kalangan masyarakat Dayak. Pada kalangan di luar komunitas Dayak, baru mulai dikenal  setelah tahun 2005. Banyak keluarga memperoleh manfaat setelah menjadi anggota CU. Mereka mulai terbiasa menabung. Mereka juga meminjam untuk memenuhi keperluan-keperluan keluarga, seperti biaya pendidikan anak, pembangunan rumah, pembelian kendaraan, dan modal usaha produktif. (PF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar